Rabu, 07 Desember 2016

Tim AMIRA minta KPUD TapTeng serius perbaiki DPT

TAPTENG – KPU Tapanuli Tengah (Tapteng) telah menggelar rapat pleno menetapkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk Pilkada Serentak 15 Februari 2017 nanti, Selasa (6/12). Namun Ketua Tim Central Information AMIRA (CIA) Andri C Malau menilai penetapan DPT itu prematur. Sebab tim validasi data tim CIA masih menemukan banyak kesalahan input dan bukan data valid ketika dicoklit (pencocokan dan penelitian) langsung ke warga. “Ketika DPT itu nanti sudah dibagikan ke publik dan kepada para pasangan calon, kami akan memvalidasi ulang lagi untuk dikoreksi sesuai dengan database diserver CIA, dan tiap korcam dan kordes harus turun ke lapangan.” kata Andri didampingi anggotanya Hendra Harianja dan Johannes Simorangkir, Selasa (6/12). Sambungnya, jika masih ada terdapat kesalahan, seperti pemilih ganda, pemilih yang meninggal dunia tapi masih terdaftar di DPT, maka pihaknya konsen menyurati Panwaslih sebagai lembaga pengawas.

Itu agar data nama-nama yang keliru itu diverifikasi secara tepat dan diambil tindakan untuk solusi. “Bahkan kalau memang mau jujur KPUD Tapteng silahkan merekap semua nama-nama yang ganda dan meninggal, TNI / Polri lalu ditandai/digaris coret di DPT, dan formulir C6 harus diasingkan dan diawasi ketat oleh semua pihak agar tidak dipergunakan pada hari pencoblosan nanti,” ucap Andri. Menurut Andri, pemilih ganda menjadi momok bagi KPUD, karena bisa menjadi temuan yang ujung-ujungnya akan membahayakan KPUD sendiri.Pemilih ganda berpotensi besar mencacatkan hasil pesta demokrasi. “Kami sudah mencoba memberikan informasi kepada KPUD perihal temuan pemilih ganda dan identik.bahkan ada yang nama dan NIK yang sama. Itu ada kami temukan dibeberapa kecamatan.” ujarnya. Andri pun sangat mengkhawatirkan jika ada nama pemilih ganda yang sudah punya e-KTP akan lebih berpotensi diperalat untuk berbuat curang, karena ia bisa memilih berkali-kali di TPS yang berbeda. Andri pun menyayangkan ada orang dengan tanggal lahir dan alamat sama tapi memiliki NIK yang berbeda. Seharusnya satu NIK satu orang. Ia menduga kinerja petugas coklit yang dihunjuk oleh KPUD tidak berjalan maksimal dan terbukti data yang mereka miliki tidak semuanya valid. Sekarang ini tim kita masih berfokus divaludasi nama pemilih ganda, pindah, meninggal, dan TNI/ Polri..setelah itu berlanjut kepada potensi pemilih "Siluman" atau warga yang belum E-KTP dan warga yang belum terdaftar di DPT yang akan diberikan SuKet ( Surat Keterangan ) oleh penyelenggara berdasarkan surat edaran yang nantinya akan diterbitkan KPUD.

Kita juga berkoordinasi terus dengan divisi sosial dan rohani untuk memfaktualkan nama - nama warga yang telah meninggal dunia yang kebetulan jenazahnya dibawa oleh ambulance kita, atau dari surat keterangan Kematian atau informasi dari rumah ibadah sekitar lingkungannya." ujar Andri. Ditambahkan Andri, sepertinya KPUD ‘berjalan’ sendiri tanpa mengindahkan rekomendasi dari berbagai pihak. “Informasi yang saya peroleh ketika beraudiensi dengan Panwaslih, bahwa sejak awal sewaktu DPT masih DP4 mereka telah merekomendasi nama-nama di DPS yang sudah tidak valid, tetapi rupanya itu tidak dihiraukan oleh KPUD,” terangnya. Andri menegaskan, jika KPUD Tapanuli Tengah terus mengabaikan masukan dan informasi yang bersifat perbaikan kinerja tersebut, maka timnya akan melaporkannya ke KPU Provinsi untuk supervisi dan Dewan Kehormatan KPU apabila dianggap perlu. “Kami juga meminta seluruh tim kampanye dan tim pemenangan AMIRA (pasangan calon Amin P Napitupulu-Ramses Hutagalung Milik Rakyat) agar benar-benar konsisten mengawal DPT hasil penetapan KPUD tersebut,” timpal Hendra Harianja. (Putma Suryadi)

0 komentar:

Posting Komentar